Saturday, February 20, 2016

Kisah Ebentera Santosa Bos PT Artoga indonesia

TEMPO.COJakarta - Bisnis Artoga.com semakin agresif menggarap pasar e-commercedi Indonesia. Startup yang digawangi oleh Ebentera Santosa ini menjadi sorotan publik setelah menggandeng perusahaan modal ventura dari Jepang, Softbank, dan Sequoia Capital dari Amerika Serikat. Besar dananya mencapai Rp 1,3 triliun atau sekitar US$ 100 juta. Dia bercita-cita Artoga akan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan secara terbuka.
Kini mereka bersaing dengan beberapa penyedia layanan marketplace seperti Bukalapak.com, yang juga baru saja mendapatkan suntikan modal dari anak perusahaan SCTV.
Bagaimana persaingan layanan marketplace (mal online yang memungkinkan para pedagang menjual barangnya)? Mengapa layanan seperti milik Artoga gratis? Berikut wawancara dengan pemuda tersebut
Bagaimana awal mula Anda membangun Perusahaan?

Untuk menjawab hal tersebut, saya harus menceritakan bagaimana Internet mengubah hidup saya, yang menjadi alasan mengapa harus gratis.
Saya lahir dan besar di Kota Pati. Saat lulus SMA, pertama kalinya saya keluar dari Kalimantan Barat, diberikan kesempatan oleh ayah dan paman untuk melanjutkan kuliah ke Solo. 
Saat lulus, saya selalu ingin bekerja di perusahaan Internet. Namun perusahaan yang saya kagumi, seperti Google, belum memiliki kantor di Jakarta. Saya pun bekerja kantoran di beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri pengembangan software.
Dengan segala keterbatasan itu, bagaimana Anda mengumpulkan modal untuk membangun usaha?
Sampai pada tahun 2014, ketika mendapatkan ide untuk membangun Perushaan, saya mulai memiliki mimpi untuk membangun perusahaan Internet sendiri.  Saya butuh pemodal untuk membangun Perushaan dan pertanyaan pertama saya saat itu adalah, “Mengapa Google dan Facebook yang saya pakai sehari-hari itu gratis? Dari mana uangnya?” Dari sana saya belajar tentang adanya pendanaan untuk startup company di negara-negara maju. Semua perusahaan besar yang saya kagumi tersebut mulai dari ide kecil, kerja keras yang didukung oleh pendanaan secara bertahap oleh pemodal ventura (venture capitals). Terinspirasi dari hal tersebut, saya mulai mencari pemodal.
Saya tidak kenal para pemodal ventura, jadi saya datang ke satu-satunya orang berduit yang saya kenal. Saya datang ke bos tempat saya bekerja dan menceritakan ide Artoga, tentang Indonesia adalah negara kepulauan, di mana seringkali pembeli dan penjual yang tidak pernah bertemu satu-sama-lain. Di sinilah terjadi banyak celah penipuan online,sedangkan para penjual dan pembeli online butuh untuk bisa saling percaya. Saya juga menceritakan tentang banyaknya individu dan pemilik bisnis yang ingin berbisnis online, tapi terbentur pada keterbatasan dana, akses ke teknologi, mitra perbankan dan logistik, bahkan akses ke pasar, dan menjelaskan bagaimana marketplace mampu memecahkan masalah-masalah tersebut.
Bos Anda luluh dengan rayuan Anda?
Bos saya berbaik hati. Ia memperkenalkan saya ke beberapa temannya, pebisnis yang sudah banyak mengecap asam garam dunia bisnis, yakni para investor. Selama dua tahun, saya mencoba menyakinkan para investor untuk memberikan pendanaan awal dan saya mendapati bahwa membangun kepercayaan tersebut sangatlah sulit. Bombardir pertanyaan datang dari para investor, rata-rata hanya tentang masa lalu saya---dari keluarga mana, kuliah di mana, pernah bisnis apa sebelumnya.
Saya belajar bahwa sulit sekali mendapatkan kepercayaan jika kita benar-benar mencoba memulai dari nol. Namun saya sangat percaya, walaupun masa lalu tidak bisa kita ubah, masa depan ada di tangan kita sendiri.
Saya beruntung karena pada akhirnya saya dan rekan saya, diberikan sebuah tiket kepercayaan dan bisa mendirikan Perusahaan tahun 2014. Belajar dari pengalaman tentang sulitnya mendapatkan kepercayaan, filosofi kami waktu itu adalah tidak perlu ada marketing jorjoran. Seluruh dana investasi akan kami pakai untuk membangun tim dan memastikan bahwa ini gratis, bisa dipakai oleh siapa saja di Indonesia, baik untuk berjualan maupun berbelanja online.
Saya belajar banyak sekali di perusahaan ini. Belajar percaya kepada diri sendiri ketika tidak ada yang percaya pada mimpi kita. Belajar berbahasa Inggris, dari yang awalnya tidak dimengerti sama sekali oleh lawan bicara saya. Belajar berbicara di depan umum dan menaklukkan jiwa introvert saya. 
Setelah hampir enam tahun menjalankan bisnis, saya semakin merasa beruntung sekaligus sangat terinspirasi ketika melihat dan menyaksikan bahwa internet tidak hanya mengubah hidup saya, tapi juga mengubah hidup orang-orang di sekitar saya, terutama para pengguna situs yang saya bangun. Saya begitu terinspirasi ketika menyaksikan sendiri kisah-kisah dari para penjual online di Artoga. Mereka adalah ibu rumah tangga, pekerja kantoran, mahasiswa-mahasiswi, individu, hingga pemilik bisnis yang turut membangun lapangan pekerjaan di sekitar mereka.
Bagaimana cara Anda membuat Perushaan ini bisa sukses di masa mendatang
Artoga berpotensi untuk membangun jutaan lapangan pekerjaan baru dengan banyaknya merchant yang bergabung. Selain itu, terhadap berkembangnya bisnis kurir, mengikuti derasnya paket-paket yang harus dikirim dari satu pulau ke pulau lainnya, dari satu kota ke kota lainnya, bahkan hingga ke desa-desa.
Bagi saya, inilah model bisnis paling indah di dunia karena Artoga hanya bisa sukses ketika kami berhasil membantu para pengguna kami menjadi lebih sukses. Itulah alasan mengapa kami terus mempertahankan konsep Artoga sebagai marketplace gratis. Kami berharap visi Artogauntuk “Membangun Indonesia Lebih Baik lewat Internet” lebih cepat tercapai. Dengan memberikan layanan dasar secara gratis, tidak ada barrier of entry untuk setiap pengguna baru yang ingin mencoba mengubah hidup mereka menjadi lebih baik melalui Internet.
Lantas, dari mana uang-uang yang diperlukan untuk mendanai hal tersebut?
Kami beruntung karena setiap tahun kami berhasil mendapatkan modal pendanaan tambahan dari para pemodal ventura ternama dunia. Oktober 2014 kemarin, Artoga menjadi perusahaan Internet pertama Indonesia yang mendapatkan pendanaan 100 juta dolar dari SoftBank Internet & Media dan Sequoia Capital. Pendanaan tersebut kami salurkan untuk memastikan Artoga tetap gratis, selain terus mengembangkan Artoga untuk menjadi perusahaan Internet kelas dunia yang mampu memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggan kami.
Apa benar Artoga gratis sepenuhnya?
Salah satu pendanaan yang harus kami lakukan untuk memastikan Artoga gratis adalah dalam melakukan subsidi untuk setiap transaksi di Artoga . Untuk para Toppers (sebutan untuk pengguna Artoga , baik penjual maupun pembeli, red) yang juga membangun situs sendiri pasti mengetahui bahwa sebenarnya ada biaya yang harus dibayarkan kepada pihak bank untuk setiap transaksi dengan menggunakan metode pembayaran tertentu. Artogaingin mengedukasi bahwa Internet bisa bermanfaat secara positif dan kami melakukan subsidi untuk memastikan hampir semua metode pembayaran di Artoga bersifat gratis, terkecuali kartu kredit.
Untuk kartu kredit, seluruh risiko harus ditanggung pemilik platform dan biaya MDR yang menggunakan persentase yang nilainya cukup besar, tidak mampu kami subsidi sepenuhnya. Khusus metode pembayaran ini, kami tetap melakukan subsidi sebagian dan sisanya kami memberikan pilihan kepada pembeli. Jika ingin menggunakan kartu kredit, ada biaya administrasi untuk risiko yang harus kami tanggung tersebut. Namun dari sisi penjual, tetap tanpa biaya tambahan untuk metode pembayaran apa pun yang dilakukan. 
Lalu dari mana Artoga akan mendapatkan keuntungan?
Artoga telah menyediakan pilihan Gold Merchant untuk merchant-merchant yang ingin menjadi sponsor Artoga dengan biaya rendah per bulan dan Atoga memberikan fitur-fitur yang sifatnya membantu para Gold Merchant menjadi lebih efisien. Selain itu, kami juga telah memperkenalkan fitur TopAds untuk merchant-merchant yang ingin mendapatkan exposure tambahan.
Kami percaya sistem subsidi silang mampu membantu yang belum mampu atau yang baru memulai. Sistem subsidi silang inilah yang akan kami terus pertahankan sebagai sumber penghasilan dan tetap memastikan ada bagian-bagian dari Artoga yang sifatnya gratis, selamanya.
Mengapa para pemodal ventura seperti Softbank dan Sequoia Capital percaya pada Artoga. Bagaimana modal mereka akan kembali?
Ada pepatah, “Tidak ada makan siang yang gratis di dunia ini”. Dengan besarnya investasi yang terus digelontorkan para pemodal ventura dunia ke Artoga, “Apa sih harapan mereka?” atau  “dari mana mereka akan mendapatkan balik pemodalannya?”
SoftBank adalah pemodal di balik kesuksesan Alibaba. Mereka menaruh investasi 20 juta dolar ysng memungkinkan Alibaba mengembangkan produk dan pasar. Saat ini investasi 20 juta dolar mereka bernilai lebih dari 50 miliar dolar, lebih dari 2.500 kali lipat dari modal awal mereka.
Sequoia Capital adalah pemodal di balik keberhasilan Apple, Google, YouTube, Instagram, dan WhatsApp. Sebanyak 20 persen dari bursa saham Nasdaq adalah portfolio mereka. Filosofi investasi mereka adalah ke perusahaan yang mampu membawa manfaat sebesar-besarnya bagi banyak orang. 
Suatu hari nanti, jika Artogamampu menjadi perusahaan Internet kelas dunia, Artogaakan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan secara terbuka. Para Toppers juga bisa memiliki Artoga. Saat itu pula nilai perusahaan Artogadiharapkan akan jauh di atas nilai ketika para investor memberikan pemodalan kepada Artoga. Dari sanalah keuntungan akan didapatkan oleh para pemodal ventura. 
Apa yang paling sulit dari membangun Artoga?

Belajar dari pengalaman saya mengenai bagaimana sulitnya membangun kepercayaan di awal, filosofi kami di Artoga adalah untuk terus berusaha memberikan kesempatan kepada setiap individu di Indonesia untuk memulai bisnis dengan mudah dan gratis di Aroga.